OSS Adalah Sebuah Jawaban

9/27/10

OSS Adalah Sebuah Jawaban




OSS telah membuka mata dunia tentang kehebatannya. Dengan OSS kita bisa mengembangkan sebuah aplikasi sesuai kebutuhan kita sendiri, baik selaku developer maupun user.
(wawancara hizaro di Majalah BISKOM)


Open Source Software (OSS) merupakan jawaban untuk mengembangkan industri di Tanah Air. Proses transfer of knowledge dari OSS pun makin udah diakses secara gratis melalui internet. Dengan OSS pula, kita bisa mendapatkan legalitas penggunaannya, biaya produksi lebih murah bahkan mungkin diharapkan mereduksi dampak pembajakan dengan hasil kreativitas yang harganya lebih terjangkau.

“Tidak menutup kemungkinan akan muncul varian-varian baru aplikasi open source yang bisa dijual, tentu ini peluang bisnis baru juga” kata Hiza Ro, pendiri komunitas game berbasis OSS, Blender Indonesia, kepada BISKOM akhir desember lalu.

Lebih jauh ia pun berharap ke depan bisa tercipta sebuah ekosistem kreatif yang berbasis OSS dan bisa dijadikan ekonomi baru, sekuranganya 5-10tahun mendatang. Hal itu bisa dimulai Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dngan kurikulum cerdas berbasis OSS.

“Saya rasa ini tanggung jawab dan komitmen yang harus didukung penuh oleh pemerintah, dengan mengandeng komunitas-komunitas OSS agar semakin berkembang.” tandas Hiza.



Berikut paparan ide Hiza Ro tentang game dan animasi nasional.

Bagaimana perkembangan animasi dan game nasional sejauh ini?

Menurut saya, animasi dan game di tanah air sudah sangat pesat perkembangannya. Dari sisi bisnis investasi pun tidak mengecewakan. Terbukti dengan maraknya event-event baik online maupun offline yang selalu dipadati peserta. Peminat game yang membeludak, khususnya game online, kerap membuat publisher menambah jumblah server. Lalu muncul berbagai komunitas, forum-forum dan membanjirnya warnet khusus game 24 jam yang makin marak. Hal ini bisa menunjukkan perkembangan sebuah insdustri.

Namun hal tersebut sebagian besar baru dipandang dari segi penonton, peminat, player atau user, dan pelaku bisnis atau publisher, yang rata-rata game atau animasinya adalah hasil impor dari Korea, Jepang, Malaysia dan negara lainnya. Sedangkan pengembang atau developer lokal masih sangat minim, sehingga regenerasi jadi terhambat. Tidak banyak pilihan bagi player untuk bermain games atau menonton film animasi lokal. Iklim yang sehat, juga syarat minimal industri adalah produksi yang lebih besar dari permintaan pasar.

Apakah OSS sanggup menjadi platform yang ideal untuk membangun animasi dan game nasional?

Hemat saya, OSS adalah jawaban! Keajaiban internetlah yang mempertemukan para pengembang, pelaku, animator, kepada open source. Di komunitas seperti blenderindonesia.org atau gamedevid.org, OSS berkembang perlahan dan pasti terutama aplikasi yang terkenal seperti Blender (3D), Inkscape (Vektor), GIMP (pixel), MyPaint (painting), dan lain-lain. Game engine seperti OGRE mulai banyak diminati dan dikembangkan sesuai kebutuhan oleh beberapa developer lokal. Masing-masing sudah bisa digunakan untuk produksi sebuah film animasi atau games dengan maksimal.

Apakah keunggulan animasi dan game kita dibanding negara lain?

Bicara keunggulan animasi dan game di Indonesia saya kira banyak segi yang bisa diunggulkan. Terlepas dari kuantitas, para artist computer graphic (CG) mempunyai artistik yang sangat kental. Negara kita kaya akan etnis, alam, dan kolaborasi dari keberagaman atau heterogenitas budaya ini bisa masuk dalam visual animasi dan games. Lihat saja komik-komik lokal, game Nusantara Online (Nusol), dan berbagai hasil karya di forum-forum. Saya kira ini nilai plus dan berpotensi nuuk digali lebih dalam lagi. Kita tahu karena Indonesia adalah 'jagonya' dongeng dan cerita legenda. Di era globalisasi, ini adalah kekuatan dan sumber yang pantas diunggulkan dan diembangkan.

Apa perlu dikembangkan lagi dari kondisi yang ada sekarang?

Yang patut dicatat adalah mengubah pola pandang dari penonton, pemakai (user) menjadi pembuat atau developer, sehingga makin banyak produsen dan regenerasi yang konsisten untuk membuat pasar industri makin marak dan bisa menjadikan unttulan devisa negara seperti di Korea dan Jepang. Juga kerjasama media yang memberi pengaruh besar bagi percepatan industri animasi dan games. Dalam hal ini dukungan dan motivasi yang intens harus terus berjalan beriringan. Saya optimis, 2-5 tahun lagi kita akan berjaya di negeri sendiri jika ekosistem yang sehat mulai dibentuk dari sekarang. Terutama soal hak kekayaan intelektual. Ini berarti kekuatannya ada di open source sebagai konsep baru industri animasi dan games Tanah Air.

Apa hambatan untuk menegmbangkan animasi dan gamen nasional?

Banyak. Yang paling susah adalah perilaku dan mental pembajak yang secara tidak langsung 'didukung' oleh banyak pihak. Contohnya, masih maraknya software bajakan yang sangat murah. Selama hal tersebut masih ada, maka harga produk-produk animasi dan games menjadi rusak. Hal ini menyebabkan pelaku industri enggan berbisnis. Produk-produk bajakan tersebut seakan menjadi 'surga' bagi pemakainya. Alhasil mereka sendiri yang rugi. Perlu penanganan khusus dari pihak etrkait dalam hal ini pemerintah untuk menertibkannya.

Bagaimana halnya dengan persoalan lisensi, termasuk Hak Kekayaan Intelekutal (HaKI), apa masih ada hambatan?

Saya punya beberapa saran terutama untuk penertiban yang terkati dengan HaKI. Mungkin perlu adanya kriteria dalam mensensor produk-produk kreatif.

Tidak hanya konsentrasi dari sisi konten saja, tapi juga mulai mempertanyakan legalitas berkarya dengan penggunaan perangkat lunaknya. Dengan begitu, pelaku bisnis ini hanya ada dua pilihan: beli yang legal atau open source?

Kalau mau jujur, saya yakin bahwa kita juga tidak ingin menggunakan perangkat lunak bajakan. Namun seakan tidak ada pilihan untuk itu, dikarenakan harganya yang selangit. Nah, open source bisa menepis anggapan tersebut. Disamping free dengan kemerdekaan mendownload, mengubah atau mengembangkan, developer atau studio-studio bisa dengan nyaman berproduksi lalu tidak merasa rugi karena produksi murah dan hasil maksimal. Tidak menutup kemungkinan akan muncul varian-varian baru aplikasi open source yang bisa dijual, tentu ini peluang bisnis baru juga.

Dukungan apa yang dibutuhkan? Bagaimana perhatian pemerintah terhadap dua bagian dari industri kreatif ini?

Dalam benak saya adalah revolusi industri. Saya berpikir bagaimana industri kreatif ini tidak mati dan bisa berjaya. Daripada kita gembar-gembor untuk mengubah kebiasaan membajak itu, lebih baik kita membuat sebuah ekosistem baru dunia kreatif. Ekosistem kreatif dengan basis open source yang bisa dijadikan ekonomi baru dalam 5-10 tahun mendatang. Bisa dimulai dari SMK dengan kurikulum yang cerdas berbasis OSS. Saya rasa ini tanggung jawab dan komitmen yang harus didukung penuh oleh pemerintah, dengan menggandeng komunitas-komunitas OSS.

Perhatian ini mungkin sudah bisa dilihat dari Indonesia Go Open Source (IGOS) dan beberapa program terkait. Namun baiknya, para komunitas dan penggiat OSS tidak perlu menaruh harapan terlalu banyak, just do it dan bergerilya secara militan.

Apakah kita masih membutuhkan tenaga outsourcing untuk pengembangan OSS?

Outsourcing masih perlu untuk transfer of knowledge dan pengalaman. Namun posisinya yang harus ditukar. Jika selama ini mereka adalah tenaga ahli yang menguasai sebuah proyek, coba dibalik menjadi pengawas atau penasehat dengan pemimpin orang lokal, toh mereka dibayar untuk itu.

Namun dengan adanya internet yang makin murah, posisi outsource ini saya kita tidak telalu urgent. Kembali lagi ke OSS, proses transfer knowledge makin gampang diakses secara gratis. Tenaga-tenaga terampil kita banyak sekali menjadi pelaku. Hanya saja negara luar yang lebih memberi apresiasi. Jadi, butuh manajemen yang baik dan experiances yang lebih banyak.

Menurut Anda, apa saja 5 game terbaik serta animasi terbaik 2009 karya putra bangsa?

Game produksi lokal yang paling bagus itu menurut saya Nusantara Online, Bluberin Studio, Agate, Castle Studio, Meraih Mimpi, dan Divine Kids. Kalau animasi saya kira si Hebring.

Kira-kira apa tren game dan animasi Indonesia kedepan di tahun 2010?

Trend tahun depan adalah free games dan open movie. Freegames mulai banyak dimainkan sebagai hiburan ringan di mana saja, mulai dari PC, online games, ponsel atau bahkan Facebook seperti Mafia Wars. Sudah tidak jaman lagi sesuatu itu berbayar, semua serba gratis dan open source. Sementara open movie atau lebih dikenal dengan film gotong royong awalnya digagas oleh Blender Institute dari Belanda dengan produk software Blender yang open source. Proyek mereka (3D) Orange Movie / Elephant Dream berhasil membuka mata dunia tentang kehebatan open source. Film ini adalah film open movie pertama di dunia yang langsung menjadi standar proses pembuatan 3D Animasi yang beda dan unik.

Berturut-turut muncul proyek-proyek open movie lain Big Buck Bunny (www.bigbuckbunny.org), Apricot Games (www.yofrankie.org), Sintel/ Durian (www.durian.blender.org). Proyek lain di luar Blender adalah www.project-london.net.

Saya kira sebentar lagi konsep-konsep semacam ini akan banyak diminati di Indonesia. Walaupun perlahan, bisa jadi kekuatan-kekuatan baru semacam ini menjadi trend setter 2010.

0 komentar :