One Animation Studio | Sebuah 'Playgroup' animasi

3/23/17

One Animation Studio | Sebuah 'Playgroup' animasi



Kemarin sore (21/3) saya mampir mengunjungi beberapa teman CG artist di bilangan Jakarta selatan. Hal yang sudah lama tidak saya lakukan diantara kesibukan sebagai independent animation film maker adalah, mengunjungi sebuah studio animasi yang konsen ke industri. Maka mampirlah saya ke One Animation studio secara spontan.

Selain dekat, saya juga ingin bertemu kawan-kawan Blender Army yang sudah 'mapan' dan bekerja secara profesional di Industri. Maka melalui Arif Suranto, saya pun mendapat akses kunjungan singkat. Namun, ternyata tidak sesederhana itu. Andria Nur Wahyu, senior koordinator One, menyambut saya dan Chonie dengan senyum ramah dan akrab. Ia lalu memperkenalkan saya dengan mbak Ajeng, studio manager disana, yang juga tak kalah 'friendly' dengan Andria. Secara spontan pula, saya bertemu mas Dieky Suprayogi, animation supervisor, untuk pertama kalinya (Ia adalah senior animator asal Malang, dulunya kami satu kampus di Jogja, namun tidak sempat bertemu muka, hanya via chatting). Mereka lalu membawa kami melakukan 'mini tour' keseluruh bagian studio animasi ini. Kekeluargaan dan harmonis adalah satu hal yg pertama kami rasakan siang itu.

Kami melangkahi lantai pertama studio dengan balutan senyum yang semakin merenyah. Suasanya nyaman dan sporty adalah hal kedua bagi perasaan kami. Pandangan casual kolam renang dan taman kecilnya yang rapih, menyegarkan kami diantara sekaan keringat yang siang itu dirasakan panas dari luar.
Sekilas pandang, saya berkesimpulan bahwa 'para penghuni' studio ini berbangga dengan apa yang mereka miliki disana. Dan benar, mereka sendiri yang mendisain ruangan dan menata ruang sesuai dengan keinginan dan mood yang ingin meraka bangun. Beberapa mural di tembok, setting interior, pemilihan warna, dan aksesoris didalamnya adaah citarasa dari tema perasaan sang penghuni. Belum sempat percikan suara air saya nikmati, Andria dan Ajeng lalu mengajak kami ke lantai kedua. Ruangan utama tempat berbagai produksi animasi dengan ribuan deadline mereka habiskan.

Sebuah tangga bergambar beruang di sisi tembok, adalah penyambut termanis yang seakan mewakili energi studio, pejuang tangguh.

Lalu setelah 24 fps langkah meniti tangga, sampailah kami di dalam ruangan para pejuang tersebut (dalam kacamata saya, secara spontan ruangan itu mengingatkan saya pada perusahaan game yang pernah saya bangun bersama rekan-rekan lampau 10th lalu). Puluhan talent terbaik sedang bergelut di depan workstation, dengan tempelan dan notifikasi task di sisi-sisi monitor, yang didalamnya terdapat 'wayang-wayang' virtual siap diberikan ruh dan kehendak cerita. Server dan renderfarm di pojok ruangan, berkelip-kelip LED diiringi suara kipas pengusir panas, sementara jejeran kabel LAN rapih tersisir di pojokkan dinding.

Ruang utama tersebut merupa saya dengan energi kegigihan. Mengesankan saya atas gotong-royong yang terdidik bersama dengan berbagai perintah yang akan mereka taklukkan bersama. Bukan saja berkumpul dan sama-sama bekerja, tetapi bekerjasama. Sebuah misi pekerjaan untuk mencapai visi dan mimpi dengan sebuah kerja keras yang dibumbui kecerdasan.

5 menit kemudian, kami melangkah kedalam ruang para supervisi. Saya lalu bertemu Andry Viyono, teman sekaligus pejuang awal Bender Army Indonesia, forum yang bersama-sama kami besarkan selama 7th terakhir. Ia menjadi supervisi sekaligus lead dalam team modeler di One Studio. Bisa ditebak, kelekar nostalgia kami habiskan dlm beberapa menit kemudian. Oya, saya juga dipertemukan juga dengan 'Bagong' Bagus Edi Saputra, seorang 'kiai muda' dari Surabaya (animator sekaligus teman berpuisi dalam lagu beriringan gitar bolong, beberapa tahun lalu di sebuah kafe milik duo penyanyi Endah dan Reza).
Sementara disebelah, ruangan berikutnya, kami berdiskusi dengan beberapa staff. Bertukar pikiran untuk melihat perkembangan animasi secara singkat mendatang. Tidak banyak, hanya sekilas dan dibumbui kenangan masing-masing staff, bagaimana awal mereka sampai berkumpul di studio tersebut.
Sayangnya, hembusan semilir AC lalu memanggil kantuk kami yang tertahan siang itu. Maklum saja, karena kami ke Jakarta secara estafet (PP) dalam 48 jam. Baiklah, cukup untuk sementara waktu.

...
Kami pun berpamitan untuk kembali memanjakan kantuk dan menghabiskan sore itu. Dalam beberapa diskusi dan pengamatan, saya baru sekali ini menemui sebuah studio animasi kecil (dibawah 50 org) tetapi 'cabe rawit' dan mengendarai pipeline rapih dengan kualitas animasi diatas standar service pada umumnya.

Tetapi yang terpenting disini adalah, studio dibangun dengan memfasilitasi orang-orang didalamnya. Fun, enjoy, clean, homy, dan efektif. Work hard, play hard!

Maka sepertinya saya harus ubah judul diatas:
One Animation Studio, sebuah 'playground' bagi animator.

0 komentar :